BREAKING NEWS
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

OJK Cabut Izin Tiga SeKuritas

Otoriatas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin tiga perusahaan efek atau sekuritas sepanjang September ini.

Berdasarkan pengumuman OJK, ketiga sekuritas tersebut adalah PT Barclays Capital Securities Indonesia, PT Eurocapital Peregrine Securities dan PT WATR Securities.

Sesuai dengan pengumuman tersebut dijelaskan bahwa Eurocapital Peregrine Securities telah diperiksa sejak 27 April-29 April 2016 di mana OJK tidak menemukan kantor pusat perusahaan yang beralamat Jalan Warung Buncit Raya No.3A Jakarta Selatan.

Menurut OJK, sejak aktif kembali pada 11 November 2013, perusahaan tidak melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek karena tidak memiliki direksi, pegawai dan tidak menyampaikan laporan kepada OJK, baik itu laporan keuangan, laporan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD), dan sebagainya. Oleh sebab itu, Eurocapital Peregrine memenuhi kondisi untuk dicabut izinnya sebagai penjamin emisi efek.

Begitu juga dengan WATR Securities di mana tidak ditemukan kantor pusat WATR Securities yang beralamat di Gedung Cipaganti Citra Mandiri, Jalan Blora Nomor 38, Jakarta Pusat. Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan, pemegang saham WATR Securities tidak berada dalam kondisi yang dapat mendukung keberlangsungan usaha WATR Securities.

Oleh karena itu, OJK mencabut izin usaha perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek WATR Securities.

Adapun, Barclays Capital Securities telah mengajukan pengembalikan izin usaha perusahaan efek sebagai penjamin emisi efek pada Agustus 2016, dan OJK telah mencabut izin usaha tersebut.

Medco Energi (MEDC) Akuisisi Blok Gas ConocoPhillips Di Natuna

PT Medco Energi Internasional Tbk

PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) selangkah lagi mengakuisisi kepemilikan saham ConocoPhillips sebesar 40% di blok bagi hasil minyak dan gas di Perairan Natuna.

Dikutip dari Reuters, Jumat (16/9/2016), disebutkan, tiga sumber menyebutkan rencana akuisisi itu. Akuisisi Medco terhadap kepemilikan saham conocoPhillips di blok lepas pantai barat laut Pulau Kalimantan itu bakal menjadi transaksi kedua terbesar pascaakuisisi Newmont.

Meski belum disebutkan nilai akuisisi tersebut, Medco dikabarkan segera mengumumkan akuisisi kepemilikan blok lepas pantai Natuna itu.

ConocoPhillips pada Desember lalu mengatakan akan menjual kepemilikan di Natuna Selatan Blok B. Hal itu disebutkan oleh seorang juru bicara ConocoPhillips.

Selain ConocoPhillips, pihak lain yang memiliki saham di blok tersebut adalah Chevron Corp sebesar 25%, dan Jepang Inpex Corp sebesar 35%.

Blok tersebut diperkirakan akan menghasilkan 19.279 barel minyak dan 195,7 juta kaki kubik gas per hari pada 2016, seperti data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Komisaris Utama Medco Energi Muhammad Lutfi mengatakan kepada Reuters bulan lalu bahwa perseroan tengah mengincar akuisisi blok minyak dan gas di lepas pantai Indonesia.

Nilai Transaksi Naik 42,31%, Ini 10 Broker Dengan Nilai Transaksi Terbesar


Sepanjang Agustus 2016, nilai transaksi perdagangan saham yang dibukukan oleh perusahaan efek naik 42,31% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang Agustus, perusahaan efek yang tercatat di Bloomberg mencatat nilai transaksiRp366,26 triliun atau tertinggi sepanjang tahun berjalan. Nilai tersebut naik 42,31% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai Rp257,36 triliun..

Adapun, Morgan Stanley Indonesia menjadi perusahaan efek yang membukukan nilai transaksi tertinggi di antara 107 sekuritas yang aktif bertransaksi saham sepanjang bulan lalu. Gross value transaksi broker Morgan Stanley Indonesia mencapai Rp24,07 triliun.

Sekuritas lain yang menyusul Morgan Stanley adalah CIMB Securities dengan Rp17,98 triliun, Deutsche Securities Indonesia Rp17,24 triliun, Credit Suisse Securities Indonesia Rp15,87 triliun, dan Daewoo Securities Indonesia Rp15,5 triliun. Bila dilihat semuanya diisi oleh sekuritas asing.

Sementara itu, perusahaan efek lokal Mandiri Sekuritas berada pada posisi keenam dengan nilai transaksi mencapai Rp15,22 triliun. Nilai transaksi tersebut didominasi oleh perdagangan saham TLKM senilai Rp1,03 triliun, BMRI Rp912,3 miliar, dan ASII Rp762,22 miliar.

Berdasarkan data Bloomberg, transaksi broker sepanjang Januari-Agustus 2016 mencapai Rp2.054,33 triliun.

Berikut Urutan 10 Besar Broker dengan Nilai Transaksi Terbesar Sepanjang Agustus

1.      Morgan Stanley

2.      CIMB Securities Indonesia

3.      Deutsche Securities Indonesia

4.      Credit Suisse Securities Indonesia

5.      Daewoo Securities Indonesia

6.      Mandiri Sekuritas

7.      UBS Securities Indonesia

8.      Citigroup Securities Indonesia

9.      Macquarie Capital Securities Indonesia

10.  Maybank Kim Eng Securities Indonesia

CJ CGV Naikkan Kepemilikan Dalam BLTZ Jadi 22,991%

PT Graha Layar Prima Tbk

CJ CGV Co. Ltd. menambah komposisi saham dalam PT Graha Layar Prima Tbk. meningkat menjadi 22,991% dalam lima bulan dari sebelumnya 14,754%.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2016, perusahaan yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, itu menggenggam 49,82 juta saham dalam Graha Layar Prima (BLTZ). Lantas, per 31 Agustus 2016 kepemilikannya naik menjadi 100,47 juta saham atau 22,991% dalam BLTZ.

Sementara itu, kepemilikan saham IKT Holdings Limited dalam BLTZ mengkerut menjadi 49,82 juta saham, setara dengan 11,401%. Per 31 Maret 2016 IHT Holdings memiliki 49,82 juta saham, setara dengan 14,754%, dalam BLTZ. Pemegang saham mayoritas, yakni PT Layar Persada, per 31 Agustus tahun ini memiliki 210,87 juta saham atau setara dengan 48,257% dalam BLTZ. Kepemilikannya sedikit naik dari per 31 Maret 2016 yang sebanyak 162,89 juta atau 48,240%.

Pada 21 Juli 2016 CGV mengakuisisi lima perusahaan, yakni IKT Holdings Limited, Java Investment Limited, Ksamo Holdings Limited, KTM Investment Limited, dan Apollon Investment Limited.

Dari aksi itu, tidak ada perubahan atas susunan langsung pemegang saham dalam perseroan. Dampak transaksi tersebut yakni bertambahnya porsi kepemilikan tidak langsung saham dalam perseroan oleh CGV.

PT Provident Agro Tbk.(PALM) membagikan dividen senilai Rp299,02 miliar

PT Provident Agro Tbk

PT Provident Agro Tbk., (PALM) membagikan dividen interim tahun buku 2016 senilai Rp299,02 miliar.

Direktur & Sekretaris Perusahaan Provident Agro Devin Antonio Ridwan mengatakan pembagian dividen interim diputuskan oleh direksi dengan persetujuan komisaris perseroan pada 5 September 2016.

"Perseroan telah memutuskan dan menyetujui pembagian dividen interim tahun buku 2016 sejumlah Rp299,02 miliar untuk 7,11 miliar lembar saham atau setara Rp42 per lembar," katanya, Rabu (7/9/2016).

Dividen interim tersebut diambil dari laba bersih perseroan pada periode delapan bulan yang berakhir pada 31 Agustus 2016. Dijadwalkan, pembayaran dividen interim dilakukan pada 30 September 2016.

Belum lama ini, Provident Agro merampungkan transaksi penjualan dan pengalihan empat anak usaha senilai Rp1,28 triliun. Keempat anak usaha yang didivestasi, yakni PT Global Kalimantan Makmur, PT Semai Lestari, PT Saban Sawit Subur, dan PT Nusaraya Permai.

18 Emiten Didenda & Dapat SP II dari BEI


Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenakan sanksi kepada 20 perusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan tahunan yang berakhir 30 Juni 2016.

Peringatan tertulis I kepada dua perusahaan tercatat yang terlambat menyampaikan laporan keuangan yang berakhir per 30 Juni 2016 yang ditelaah secara terbatas oleh akuntan publik. Dua korporasi itu yakni PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) dan PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI).

Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp50 juta kepada 18 perusahaan tercatat yang tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan yang berakhir per 30 Juni 2016 yang tidak ditelaah secara terbatas atau tidak diaudit oleh akuntan publik sesuai batas waktu yang ditentukan.

Berikut daftar 18 perusahaan itu:

PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (BORN)
PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU)
PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL)
PT Buana Listya Tama Tbk. (BULL)
PT Bumi Resources Tbk. (BUMI)
PT Bakrieland Development Tbk. (ELTY)
PT Permata Prima Sakti Tbk. (TKGA)
PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk. (TRUB)
PT Global Teleshop Tbk. (GLOB)
PT Trikomsel Oke Tbk. (TRIO)
PT Capitalinc Investment Tbk. (MTFN)
PT Skybee Tbk. (SKYB)
PT Inovisi Infracom Tbk. (INVS)
PT Ratu Prabu Energi Tbk. (ARTI)
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk. (DAJK)
PT Garda Tujuh Buana Tbk. (GTBO)
PT Sekawan Intipratama Tbk. (SIAP)
PT Siwani Makmur Tbk. (SIMA)

Analis Memperkirakan Harga KRAS Rp1.500 sesuai Book Value

PT Krakatau Steeltbk

Berdasarkan laporan keuangan 1H2016 Analis Danareksa Capital , Guntur Tri Haryanto mengatakan nilai buku KRAS per 1H2016 sebesar US$ 1,813 miliar atau Rp1.500/saham (Kurs Rp13.180), artinya harga saat ini terdiscount 42% dari nilai bukunya jika mengacu pada laporan 1H2016.

Guntur melihat positifnya laba usaha KRAS di 1H2016 memperlihatkan membaiknya sektor baja dalam negeri, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol mulai meningkatkan demand baja domestik. Volume penjualan KRAS bisa  naik lagi melihat proyek-proyek pemerintah saat ini.

Pada tanggal 22 Agustus lalu, KRAS telah melakukan pembangunan Ground Breaking Pabrik HSM #2 yang akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton. Kedepan KRAS akan terus menambah kapasitasnya  hingga 10 juta ton sejalan dengan pertumbuhan pasar.

"Kami tentu berharap bahwa harga saham KRAS itu dapat dinilai dengan proper oleh pasar. Sehingga kami mendapatkan harga rights issue yang terbaik, disamping prospek juga mempertimbangkan book value –nya saat ini," ujar Direktur Keuangan Perseroan Tambok P. Setyawati S  dalam siaran persnya yang diterima Bisnis.com

Reza Priyambada, Head Of Research NH Korindo Securities Indonesia melihat perbaikan kinerja KRAS harus terus konsisten, tantangan terbesar bagi KRAS saat ini bagaimana hasil produknya dapat diserap oleh domestik seperti di sektor otomotif, konstruksi, properti dan lainnya. Jika terserap, maka akan berdampak positif untuk perbaikan kinerja KRAS. Reza Priyambada memperkirakan proyeksi book value KRAS pada kisaran Rp1.600-an.

Terkait dengan prospek KRAS tersebut, Equity Analyst BNI Securities, Angka Adiwirasta mengatakan sektor baja nasional akan ditopang oleh pembangunan infrastruktur, infrastruktur akan berjalan linier  terhadap konsumsi baja domestik, selain infrastruktur permintaan baja dari sektor otomotif juga akan mendorong permintaan baja kedepan.

Angka Adiwirasta juga mengapresiasi perbaikan kierja KRAS di 1H2016 dengan perolehan laba operasi KRAS dibandingkan kerugian yang dialami di periode yang sama tahun lalu.

Kinerja saham KRAS sendiri sejak awal bulan Agustus mengalami kenaikan mencapai 48% dari penutupan akhir bulan lalu (31 Juli). Perbaikan laporan keuangan, prospek konsumsi baja domestik hingga rights issue menjadi katalis utama bagi saham KRAS saat ini.

Pencapaiaan tersebut, didukung sektor bajanya yang saat ini sangat mendukung, seperti shortage produksi dan konsumsi di tengah tingginya pertumbuahn konsumsi baja Indonesia, fokus pemerintah untuk mengurangi impor baja dengan memenuhi kebutuhan konsumsi dari produk lokal, hingga upaya pemerintah untuk menurunkan harga gas yang menjadi benefit bagi perusahaan seperti perseroan. KRAS juga mulai membukukan kinerja positif sejak kuartal I dan kuarta II tahun ini.

Bisnis mencatat, RUPS dilakukan Perseroan terkait persetujuan Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Perseroan melalui Penawaran Umum Terbatas (Rights Issue) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Adapun, persetujuan pelimpahan kewenangan dengan memberikan kuasa kepada dewan komisaris untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang sesungguhnya dikeluarkan dan melaksanakan perubahan anggaran dasar perseroan berupa peningkatan modal ditempatkan dan disetor perseroan, dalam rangka pelaksanaan rights issue.

Sebelumnya, berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan Selasa (19/7/2016), perseroan menyatakan berencana menerbitkan saham baru dengan memberikan HMETD dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4,99 miliar lembar saham baru.

Perseroan akan mengajukan pernyataan pendaftaran dalam rangka PUT I kepada OJK segera setelah Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan. PUT I ini akan dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari OJK. PUT I diperkirakan akan dilaksanakan pada kuartal IV/2016.

Penambahan modal dari pelaksanaan HMETD ini akan memberikan tambahan modal bagi perseroan dan menambah kapasitas perseroan untuk mengembangkan usaha serta meningkatkan kemampuan perseroan untuk menerima pembiayaan dari lembaga keuangan dan perbankan. Pemegang saham yang tidak melaksanakan HMETD-nya akan terkena dilusi kepemilikan.

Penggunaan dana dari transaksi PUT I ini setelah dikurangi oleh biaya emisi, seluruhnya diperkirakan akan digunakan perseroan untuk ekuitas bagi pemenuhan modal kerja proyek pembangunan Hot Strip Mill #2 berkapasitas 1,5 juta ton, dan ekuitas untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara 1x150 MW.

Perkiraan penggunaan dana ini masih bersifat estimasi. Adapun informasi final sehubungan dengan penggunaan dana akan diungkapkan dalam prospektus yang diterbitkan dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD yang akan disediakan kepada pemegang saham yang berhak pada waktunya, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Ketentuan-ketentuan penambahan modal dengan memberikan HMETD, termasuk harga pelaksanaan final atas HMETD dan jumlah final atas saham baru yang akan diterbitkan, akan diungkapkan di prospektus yang diterbitkan dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD, yang akan disediakan kepada pemegang saham yang berhak pada waktunya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Tower Bersama (TBIG) Tebar Dividen Rp330 Miliar, Berikut Jadwalnya

PT Tower Bersama Infrastructure Tb
Rups PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) akan menebar dividen interim tahun buku 2016 sebesar Rp330 miliar.

Pembagian dividen itu telah disetujui direksi pada 16 Agustus 2016. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, besarnya dividen interim per saham akan ditetapkan setelah memperhitungkan saham treasuri pada recording data 29 Agustus 2016.

Cum dividen pasar reguler dan negosiasi berlangsung pada 24 Agustus 2016, ex dividen pasar reguler dan negosiasi 25 Agustus 2016. Lantas, cum dividen pasar tunai pada 29 Agustus 2016, ex dividen pasar tunai pada 30 Agustus.

Adapun, recording date (tanggal daftar pemegang saham yang berhak menerima dividen) pada 29 Agustus dan pembayaran dividen interim 16 September 2016. (bisnis)

PT Anugerah Berkah Madani Tbk ( ABMA ) 25% Saham ke Publik untuk Menggarap Proyek Rp48,79


PT Anugerah Berkah Madani Tbk. atau ABMA Land berencana melepas 3,33 miliar lembar saham ke publik atau setara 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Dalam prospektus yang terbit Selasa (16/8/2016), penawaran umum perdana atau initial public offering yang dilakukan perseroan mencakup pelepasan 3,26 miliar lembar saham untuk publik dan 66,66 juta lembar untuk karyawan. Seluruh saham yang dilepas merupakan saham baru yang diterbitkan perseroan.

Hari ini, ABMA Land dijadwalkan melakukan paparan publik untuk menentukan harga penawaran. Masa penawaran awal akan berlangsung hingga 25 Agustus 2016 mendatang. Dalam penawaran umum perdana ini, PT CIMB Securities, PT Mandiri Sekuritas, dan PT RHB Securities Indonesia bertindak sebagia penjamin pelaksana emisi efek.

Rencananya, dana dari IPO aka digunakan untuk ekspansi dan melunasi utang perbankan. ABMA Land akan menggunakan 75% dana IPO untuk akuisisi lahan di Jabodetabek, Cilegon, Surabaya.

Sementara itu, sebanyak 12,5% akan digunakan untuk mendanai beberapa proyek properti yang tengah berjalan, antara lain Nifarro park, Royal Betawi, Samala Park, East CBD, Tanjung Layar Lagoon, The Kahyangan, North CBD, dan The Simpruq Square.

Di sisi lain, perolehan dana IPO ebanyak 12,5% akan digunakan untuk melunasi sebagian dari pinjaman sindikasi. Total baki debit atau outstanding utang sindikasi mencapai Rp642,73 miliar.

Dengan penawaran umum kepada publik, porsi pemilikan PT Saligading Bersama segai induk ABMA Land akan berkurang menjadi 74,25% dari sebelumnya 99%.

Per Maret 2016, total aset ABMA Land mencapai Rp2,44 triliun dengan pendapatan sebanyak Rp137,59 miliar. Total cadangan lahan yang dimiliki ABMA Land mencapai 84 hektare dengan area paling luas di Cakung seluas 21 hektare dan Surabaya seluas 19 hektare.

Berdasarkan prospektus, saat ini ABMA Land tengah mengembangkan tujuh proyek secara bertahap. Total taksiran awal untuk mengembangkan tujuh proyek tersebut mencapai Rp48,79 triliun.

Dari tujuh proyek yang akan dan sedang dikembangkan, ABMA Land telah memulai prapenjualan di tiga proyek, yakni Nifarro Park, Royal Betawi, dan The Kahyangan. Total prapenjualan per Maret 2016 mencapai Rp762,56 miliar. ( Bisnis )

PT Red Planet Indonesia Tbk Private Placement Rp50 Miliar




PT Red Planet Indonesia Tbk

PT Red Planet Indonesia Tbk. Emiten Perhotelan yang menjalankan Red Planet Hotel berecana menambah permodalan dengan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.

Dalam publikasi yang diterbirkan perseroan, Rabu (10/8/2016), Red Planet akan menerbitkan saham baru sebanyak 80 juta lembar dengan harga pelaksanaan Rp625 per saham.

Dengan kata lain, perusahaan bersandi saham PSKT itu akan meraup dana segar sekitar Rp50 miliar dari aksi korporasi ini. PT Pelagia Jaya Mahe akan menjadi pihak yang mengambil saham baru yang diterbitkan Red Planet. Adapun, penerbitan saham baru akan dilakukan pada 24 Agustus 2016 setelah mendapat izin dari pemegang saham pada 26 Agustus 2014.

Sebelumnya, Ng Suwito, Direktur Utama Red Planet, mengatakan perseroan tahun ini akan menambah tiga hotel baru sehingga total hotel yang dikelola menjadi sepuluh hotel. Investasi satu hotel baru menurut Suwito akan menelan investasi berkisar Rp80 miliar hingga Rp100 miliar.

Dia mengimbuhkan, Red Planet menargetkan tingkat okupansi menjadi 80% tahun ini dari realisasi sepanjang 2015 sebesar 70%. Suwito menyebut, perseroan akan tetap fokus di segmen hotel bujet karena pasar di segmen ini belum mengalami kelebihan pasokan.

"Ini kan ceruk pasar yang gemuk ya, konsumen banyak yang memerlukan hotel ekonomis," ujarnya.

Gajah Tunggal (GJTL) Kaji Tebitkan Obligasi bayar Utang Jatuh Tempo

PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL)

PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) tengah mengkaji penerbitan obligasi untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang jatuh tempo senilai US$500 juta.

Direktur & Sekretaris Perusahaan Gajah Tunggal Catharina Widjaja menuturkan perseroan tengah mempertimbangkan langkah-langkah yang harus diambil untuk pokok pinjaman.

"Tapi belum menentukan opsi yang dipilih berkaitan dengan outstanding bond yang masih ada. Dengan mempertimbangkan momentum tax amnesty dimana kemungkinan likuiditas yang akan meningkat di dalam negeri," katanya dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/8/2016).

Per semester I/2016, total utang bersih perseroan mencapai Rp6,47 triliun dari sebelumnya Rp7,05 triliun. Rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) mencapai 1,1 kali dengan total utang sebesar US$553 juta.

Hingga paruh pertama tahun ini, emiten bersandi saham GJTL itu mengantongi penjualan Rp6,94 triliun dengan laba kotor Rp1,67 triliun. Total penjualan produk ban meningkat 48% pada replacement, 10% pada pasar OEM, dan 42% di pasar ekspor.

Biaya produksi terbesar pada bahan baku sebesar 64%. Komponen biaya karet stagnan 24%, energi 38%, gas 62%, dan tenaga kerja 14%.

Holding PGN dan Pertagas Berdampak Positif Pada Saham PGAS

PT Perusahaan Gas Negara tbk (PGAS)

Saham publik PT Perusahaan Gas Negara tbk (PGAS) dinilai akan menunjukkan tren positif pasca Menteri ESDM membentuk holding antara perusahaan itu dengan PT Pertamina Gas.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Pekanbaru Emon Sulaeman mengatakan holding dua BUMN itu akan meninggikan harga gas industri, seperti pembangunan jaringan pipa gas di Duri dan Dumai.

"Kerja sama dua perusahaan plat merah itu akan meninggikan harga gas industri. Tingginya harga gas industri akan meningkatkan kinerja saham PGN," katanya, Selasa (9/8/2017).

Selain itu, membaiknya harga minyak dunia juga berpengaruh terhadap harga saham PGAS. Emon membantah bahwa bursa saham mengkhawatirkan harga saham PGAS melemah setelah Pertagas mengakui saham pemerintah PGN.

"Akuisi saham milik pemerintah, tidak berpengaruh ke saham publik. Justru holding ini menunjukkan tren positif," katanya.

Saham PGAS ditutup Rp3.200 per lembar saham pada pukul 14.00 WIB 9 Agustus 2016. Harga saham PGAS tercatat meningkat dari bulan lalu yang hanya mencapai Rp2.400 per lembar saham.

Sebelumnya, Mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Sudirman Said telah mengeluarkan keputusan tertulis SK no.4975/K/12/MEM/2016 bahwa dua perusahaan energi itu harus bersama-sama membangun pipa gas di Duri dan Dumai. Jaringan pipa itu dibangun untuk kebutuhan industri di Riau.

Namun, keputusan itu dinilai untuk memonopoli harga gas industri di Riau. Akibatnya, pelaku usaha minyak bumi dan CPO di daerah itu akan menjadi dilema. Karena harga minyak bumi yang belum membaik dan harga CPO yang fluktuaktif.(Bisnis)